Kisah ‘Move On’ Pramugari: Kini Aku Bisa Terbang dengan Tenang

Aku seorang pramugari yang sudah 18 tahun membina rumah tangga. Selama pernikahan, kehidupanku memang tidak selalu bahagia. Ada saat-saat dimana aku merasa hidup sendiri seolah tak ada suami di sampingku. Terutama ketika bicara mengenai pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Maklum, suamiku tak mempunyai pekerjaan jelas sehingga tak mempunyai penghasilan tetap.

Awalnya aku mengira suamiku akan berubah seiring dengan lahir dan tumbuh berkembangnya buah hati kami. Tapi harapan tinggal harapan. Pada akhirnya aku yang menanggung seluruh biaya rumah tangga. Termasuk biaya pendidikan anak hingga anak menginjak bangku kuliah saat ini.

Ironisnya, suami memiliki sifat yang sangat pencemburu karena profesiku sebagai pramugari. Ia kerap menaruh curiga berlebihan kepadaku.  Kalau sudah begitu, akhirnya kami selalu bertengkar. Saat bertengkar, tak jarang ia menggunakan kata kasar. Tapi aku selalu berusaha menahan diri semata demi anak-anak.

Sampai akhirnya aku tak kuasa lagi menanggung semua ini: membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan rumah, tapi kerap dicemburui dan dimaki dengan kata kasar. Akhirnya aku memberanikan diri berkonsultasi dengan seorang pengacara. Aku menanyakan bagaimana caranya agar aku bisa lepas dari masalah rumah tangga ini, namun tanpa perlu repot hadir ke persidangan karena jadwal terbang yang tidak menentu. Alhamdulillah dari pengacara di KantorPengacara.co, aku mendapatkan solusinya.

Pengacara mengatakan, apabila suami tidak mampu memberi nafkah yang mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kesehatan yang diperlukan bagi kehidupan keluarga, dan jika istri tidak bisa menerima keadaan ini, maka dia bisa meminta kepada sang suami untuk menceraikannya. Sementara istri benar-benar tidak sanggup menerimanya, pengadilan yang menceraikannya.

Selanjutnya karena suami bertindak kasar, bahkan suka memukul, untuk melindungi kepentingan dan keselamatan istri, atas permintaan yang bersangkutan pengadilan berhak menceraikannya. Kedua alasan tersebut dimasukkan dalam gugatan yang mereka buat. Aku memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada pengacara untuk mengurus seluruh prosedurnya.

Saat sidang masuk ke agenda pembuktian, Majelis Hakim melihat bukti surat mengenai pembiayaan yang aku lakukan selama ini untuk keluarga. Mulai dari keperluan sehari-hari sampai sekolah anak. Singkat cerita, sidang putusan itu akhirnya tiba juga. Hakim mengabulkan gugatanku. Kini hidupku berangsur baik, aku sudah bisa melupakan pengalaman pahit masa lalu dan lebih fokus bekerja tanpa harus merasa tertekan seperti dulu. Aku sungguh berterimakasih kepada tim Pengacara dari KantorPengacara.co yang bekerja begitu maksimal.

Itu kisah salah satu klien kami. Anda punya permasalahan serupa? Hubungi kami di 0812 9797 0522 atau ke [email protected]

Author: Rahmi Triani