Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Anak-Anak

Pengacara Perceraian Jakarta – Dalam sebuah rumah tangga tentu tidak ada orang yang mengharapkan perceraian. Jika memang perceraian menjadi jalan satu-satunya bagi pasangan, maka itu menjadi keputusan bersama walaupun akan ada dampak setelahnya.

Perceraian memberikan dampak psikologi bagi anak maupun orang tua. Namun anak-anak akan merasakan dampak psikologi yang lebih besar. Dampak yang dialami setiap anak berbeda-beda. Tergantung kondisi dan usia anak pada saat itu, dan bagaimana kepribadian anak itu sendiri.

Baca Juga: Siapa Yang Bertanggung Jawab Atas Pendidikan Anak Pasca Cerai

Anak di rentang usia 7-13 tahun atau di usia sekolah akan mulai merasakan perbedaan ketika orang tuanya berpisah. Keadaan tersebut akan membuat perbedaan, yang biasanya mereka dekat dengan orang tua, kini harus hidup terpisah. Dan dampak lainnya adalah bagaimana penerimaan dari lingkungan sekitar.

Berikut ini beberapa dampak perceraian orang tua terhadap anak:

  1. Menimbulkan stress, cemas, bahkan trauma

Beberapa kasus perceraian menimbulkan trauma yang mendalam bagi anak, terutama jika usianya sudah cukup matang untuk mengamati situasi yang terjadi pada orang tuanya.

  1. Menurunnya prestasi belajar

Sejumlah penelitian membuktikan anak-anak korban perceraian akan cenderung bermasalah dalam perilakunya di sekolah, terutama pada prestasi akademiknya. Jika sebelumnya anak dapat belajar dengan baik, keadaan mungkin akan berubah setelah perceraian orang tuanya. Hal ini dapat memicu anak kehilangan motivasi dalam belajar yang membuat prestasi akademiknya menurun.

  1. Merasa rendah diri

Kehadiran orang tua dalam tumbuh kembang anak adalah hal yang penting. Anak mungkin cenderung akan merasa malu dan rendah diri jika melihat teman-temannya memiliki keluarga yang utuh.

  1. Apatis

Jika anak sudah dewasa dan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, anak cenderung merasa takut untuk berkomitmen dan menganggap hubungannya itu tidaklah penting yang hanya membawa ke arah perpisahan. Bisa jadi ini sebab ingatannya kepada perceraian orang tuanya.

  1. Melakukan seks bebas

Karena perceraian dapat menyebabkan kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua, membuat anak berpotensi melakukan seks bebas. Kurang perhatian dan tidak ada yang menegur dalam bentuk protes oleh orang tua dapat menyebabkan anak menjadi cuek dan ingin melakukan hal yang di luar kendali.

  1. Mudah terpengaruh hal negatif

Selain seks bebas, terdapat sejumlah hal negatif lainnya dalam pergaulan bebas. Misalnya rokok, narkoba, dan alkohol.

  1. Menyalahkan diri sendiri

Anak dapat menganggap perpisahan orang tuanya merupakan kesalahannya. Mereka akan mudah menyalahkan dirinya, berpikir bahwa mereka nakal, tidak membanggakan, membuat kecewa yang menyebabkan orang tua mereka berpisah.

Seringkali pihak orang tua lupa bahwa anak juga harus mendapat perhatian, sekalipun mereka mencapai kesepakatan untuk berpisah. Jika anak sudah dapat diajak bicara secara serius, bicarakan hal tersebut dengan anak dengan cara yang dikira tepat. Sampaikan alasan perceraian dengan tenang. Dan berikan pemahaman pada anak, bahwa ia akan tetap mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Memahami dan dengarkan perasaan yang ingin diutarakan anak. Mungkin anak masih merasa bingung akan keputusan kedua orang tuanya. Sebagai orang tua, cobalah dengarkan perkataan anak dengan seksama. Menurunkan ego demi anak merupakan hal yang baik meskipun keadaannya sedang tidak mudah bagi orang tuanya.

Jangan sampai terjadi konflik di depan anak. Anak dapat menjadi semakin tertekan dan stress. Bertengkar di depan anak juga lama kelamaan juga dapat membuat anak menjadi depresi dalam waktu yang berkepanjangan. Hal ini dapat berdampak anak tidak mau mendengarkan kata-kata orang tuanya.

Memulihkan rasa sakit dan kecewa pasca perceraian mungkin akan membutuhkan waktu yang lama. Jika waktunya sudah dirasa tepat, ungkapkan lah permohonan maaf kepada anak. Dan tetap libatkan peran kedua orang tua walaupun sudah tinggal secara terpisah. Perbaiki terus hubungan dengan anak. Anak akan paham seiring usianya bertambah, oleh karena itu jagalah hubungan dengan anak agar tetap baik.

Baca Juga: Anak Menggugat Warisan Terhadap Ibu Kandung